Senin, 02 Oktober 2017

Muhammadiyah Bantu Masyarakat Miskin di Wilayah Hutan Kalimantan




Masalah yang kini dihadapi terkait kehutanan di Indonesia yaitu masih tingginya masyarakat miskin di kawasan hutan dan tingginya laju deforestasi dan degradasi hutan.
Pemerintah menyatakan, sampai sekarang  paling tidak ada 25.863 desa yang berada di kawasan hutan, 71% menggantungkan hidupnya dari sumber daya hutan,  dan diperkirakan terdapat 10,2 juta jiwa dalam kondisi miskin.  Adapun laju deforestasi di Indonesia pada periode 2000-2010 melesat hingga 1,2  juta hektar hutan alam  setiap tahun. (Kementerian Kehutanan).
Data BPS menunjukkan juga bahwa laju deforestasi di Kalimantan merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kelima koridor ekonomi lainnya dengan laju lebih dari 5,5, Juta Hektar selama periode 2000 hingga 2009.
Menyikapi hal tersebut, maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah terpanggil dan menyatakan penting untuk secara aktif terlibat dalam penanganan kemiskinan di wilayah hutan yang diharapkan akan berdampak mengurangi laju deforestasi dan degradasi lahan kehutanan di Indonesia.
Oleh karena itu, sejak tahun 2016, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah didukung Millenium Challenge Account (MCA) Indonesia dan KEHATI secara aktif bekerja di beberapa Kecamatan yang terletak di Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diantaranya di Kampung Batu Rajang, Kampung Siduung Indah di Kecamatan Segah  serta Kampung  Long Keluh di Kecamatan Kelay.
Ketua MPM PP Muhammadiyah M. Nurul Yamin mengatakan selama 1,5 tahun terakhir ini MPM PP Muhammadiyah telah bekerja melakukan pendampingan kepada 214 Kepala Keluarga (KK)yang ada di tiga kampung tersebut.
“Pendampingan yang dilakukan mulai dari cara pembuatan pupuk organik KOCOR, pembibitan, perawatan tanaman, pengolahan  pasca panen. Ke depan sedang dikembangkan kelompok usaha bersama berupa koperasi yang akan menjadi ujung tombak dalam pemasaran hasil tanaman masyarakat hutan,” jelas Yamin saat melakukan penanaman lada pada Ahad (1/10) di Kabupaten Berau.
Yamin juga mengatakan sebagain besar pendapatan masyarakat di 3 kampung wilayah program MPM tersebut bersumber dari hutan, maka diperlukan upaya untuk memberikan income generating kepada masyarakat lokal tanpa merusak hutan.
Sementara itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan  penting untuk melakukan kegiatan pengentasan kemiskinan masyarakat yang hidup di sekitar hutan melalui pertumbuhan ekonomi rendah karbon terutama di  Kabupaten Berau. Sehingga  75% dari wilayah Kabupaten Berauyang  masih berhutandapat dipertahankan dari penebangan hutan, perkebunan dan pertambanganyang akan menimbulkan peningkatan emisi karbon.
“Komitmen Muhammadiyah dalam mengentaskan kemiskinan harus terus berjalan, khususnya bagi masyarakat yang hidup di sekitar hutan,” ungkap Haedar.
Di samping pendampingan aktif yang telah dilakukan di masyarakat,  MPM PP Muhammadiyah juga hari ini mulai akan melakukan penanaman bibit di lahan demplot dan lahan masyarakat.
Tahap awal diharapkan bibit bantuan minimal akan ditanam di 200 hektar lahan masyarakat. Bibit bantuan yang diberikan oleh MPM PP Muhammadiyah dengan MCA Indonesia kepada masyarakat hutan ini diantaranya Lada (49,500 bibit),  Gaharu (24,750 bibit), Bibit Empon-Empon (berupa jahe merah, jahe Kalimantan, kunyit, Kencur, sare, lengkuas, temulawak) : 525 paket, Bibit Sayuran (berupa Cabe rawit, tomat, terong, timun pare, sawi cabut, kangkung cabut, bayam cabut) : 214 paket, Bibit tanaman hutan (Meranti dan Sengon) : 7500 paket.
Selain itu, bantuan lain yang akan diberikan MPM PP Muhammadiyah kepada masyarakat adalah alat-alat pertanian, beberapa mesin pengolahan pasca panen, serta sarana dan prasarana koperasi.(moi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar