Kongres alumni 212 mengangkat Imam Besar GNPF MUI Habib Rizieq Syihab menjadi imam besar umat Islam di Indonesia. Pemuda Muhammadiyah meminta apa yang dilakukan kongres 212 ini tak terlalu dipersoalkan. Siapa saja boleh mengklaim atau diklaim jadi Imam, namun harus menghadirkan akhlak yang tinggi.
"Saya kira sah saja secara subjektif siapa saja bisa mengklaim mengangkat Imam Besar Umat Indonesia," kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (2/12/2017).
"Silakan saja, karena Imam itu adalah posisi yang sangat terhormat dan diikuti, akhlaknya elok dan patut diteladani, secara subyektif saudara-saudara saya yang berkumpul itu mengangkat Habib Rizieq ya silahkan tidak perlu diperdebatkan," sambungnya.
Namun, Dahnil mengatakan penyebutan tersebut harus disertai dengan akhlak yang tinggi. Dan juga tak merusak citra Islam dan Indonesia.
Dia memberi contoh warga Muhammadiyah yang menyebut Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir juga sebagai Imam Umat Indonesia. Sebab menurutnya hal itu sebagai subjetivitas.
"Namun warga Muhammadiyah tentu Imam-nya ya Pak KH Haedar Nashir, itu subjektif kami. Dan, tentu bisa juga menyebut KH Haedar Nashir sebagai Imam Umat Indonesia, namun tentu itu subjektifitas warga Muhammadiyah," tuturnya.
"Jadi, bagi saya ya digembirakan saja silakan siapa saja boleh dan bisa membuat klaim macam-macam, asal tetap menghadirkan akhlak yang tinggi dan tidak merusak citra umat Islam dan Indonesia secara keseluruhan," ungkap Dahnil. (bpp/dtk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar