Senin, 11 Desember 2017

Akhirnya Abu Janda Minta Maaf Atas Pernyataannya Tentang Hadits di ILC






  • Akhirnya pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda al-Boliwudi  meminta maaf kepada seluruh umat Muslim Indonesia atas kesalahannya dalam membahas tentang hadits dalam acara talkshow Indonesia Lawyer Club  (ILC) di tvOne, Selasa malam, 5 Desember 2017. 
    Permintaan maaf itu disampaikan Abu Janda di kediaman Habib Mahdi Alatas di Jakarta, beberapa hari setelah berlangsung acara ILC. Dan video rekaman permintaan maaf itu telah beredar luas di media sosial.
    Dalam rekaman video itu, dengan didampingi Habib Mahdi, Abu Janda menyatakan dirinya meminta maaf apabila pernyataannya di ILC telah menyakiti umat Islam.
    "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Saya Permadi Arya dikenal dengan Abu Janda, Alhamdulillah saya bisa diterima oleh habib. Saya ingin tabayun, perihal pernyataan saya di ILC yang mungkin menyakiti umat Muslimin, yakni ketika saya mengatakan, perihal hadis itu baru ada sekitar tahun 200-an setelah Rasulullah wafat. Yang saya maksud itu adalah pencatatannya. Karena memang berdasarkan ilmu yang saya pelajari, memang itu pencatatan resmi itu baru ada memang pada saat, pada era Khalifah Umar bin Abdul Aziz yakni kurang  lebih sekitar 200 tahun setelah Rasulullah wafat," kata Abu Janda seperti dikutip VIVA, Sabtu, 9 Desember 2017.
    Sementara, Habib Mahdi Alatas juga turut menjelaskan bahwa apa yang telah diperbuat Abu Janda di ILC bukan disengaja. Tapi lebih karena lidahnya tergelincir saja.
    "Beliau juga mengatakan, karena waktu yang singkat, fokus yang terbatas, dia juga mengatakan tergelincir dalam ucapan, di mana dia katakan hadis baru keluar 200 tahun setelah Rasulullah wafat," kata Habib Mahdi.
    Sebelumnya, saat ILC berlangsung, apa yang dinyatakan Abu Janda sudah mendapat kritik dari tokoh Nahdlatul Ulama, Mahfud MD. Menurutnya, penjelasan Abu Janda bertentangan dengan keyakinan dalam tradisi ormas keagamaan besar di Indonesia tersebut. 
    Mahfud mengatakan, hadits memang telah disistemisasi dua abad setelah Nabi Muhamad SAW wafat, namun bukan berarti hadits yang mulai ditata setelah Nabi wafat adalah hadits palsu. 
    "Saya kritik mas Abu Janda yang mengatakan hadits yang hadir 200 tahun sesudah Nabi wafat itu dhaif, itu sangat berpandangan dengan tradisi NU. Hadits itu memang ditulis, diteliti dan dihimpun 200 tahun sesuah nabi wafat. Ini bisa dipercaya," ujar Mahfud, yang merupakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi.(bpp/viva)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar