Senin, 04 September 2017

Pigai Tantang Jokowi Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Myanmar




Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai mendesak Presiden Jokowi untuk segera mengambil sikap tegas terhadap Myanmar. Pasalnya, menurut Pigai, sikap Presiden belum tegas dalam menyikapi masalah ini.  
 
"Sangat naif jika Indonesia diam seribu bahasa, Jokowi berpangku tangan, bahkan terkesan membiarkan tanpa intervensi kemanusiaan. Seharusnya kita tingkatkan tekanan diplomatik untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan terhadap umat muslim oleh Pemerintah Myanmar," kata Pigai dalam keterangan tertulis, Minggu 3 September 2017.
 
Pigai mengatakan seharusnya Presiden Jokowi meniru langkah Presiden Indonesia pertama, Soekarno. Pada masa itu, kata Pigai, Soekarno pernah memutuskan hubungan persahabatan dengan Perdana Menteri India saat itu, Jawaharlal Nehru karena dinilai memerangi umat muslim Pakistan.

"Soekarno mengirimkan kapal perang angkatan laut bantu Pakistan karena solidaritas Islam. Bahkan Soekarno memusuhi Nehru yang merupakan sahabat karibnya. Kalau Soekarno saja bisa meninggalkan persahabatan dengan Nehru India, mengapa Jokowi begitu takut terhadap Myanmar? Mengapa tidak bisa mengambil sikap tegas dengan memutuskan hubungan diplomatik?," beber Pigai.

Pigai menegaskan apa yang dilakukan pemerintahan Myanmar terhadap etnis Rohingya saat ini merupakan kejahatan kemanusiaan. Semua negara di dunia ini memiliki kewajiban untuk memerangi kejahatan kemanusiaan.

"Oleh karena itu tidak ada yang salah, kalau bangsa ini secara aktif berperan menciptakan perdamaian abadi di Myanmar Selatan," pungkas Pigai. (bpp/mtnc)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar