Senin, 25 September 2017

Yusril: Komunisme akan Menghancurleburkan Pancasila


Tokoh Nasional Yusril Ihza Mahendra menyatakan, bahwa sekulerisme, liberalisme akan menjauhkan bangsa Indonesia dari Pancasila. Apalagi komunisme, menurut Yusril, akan membuat Pancasila hancur lebur.

"Sekularisme dapat menenggelamkan Pancasila. Liberalisme akan menyebabkan tergadainya bangsa dan negara kepada kekuatan asing. Apalagi komunisme. Paham komunis akan membuat Pancasila hancur lebur!" tegas Yusril Ihza Mahendra dalam acara "Dialog 100 Tokoh Jawa Barat dengan Yusril Ihza Mahendra" di Hotel Grand Asrilla, pada hari Kamis (21/9/2017) sore. 
.Umat Islam di Indonesia diminta membangun kekuatan politik sendiri untuk membela bangsa dan negara dari upaya-upaya infiltratif. Hal tersebut, mengingat negara berdasar Pancasila adalah negara yang sejalan dengan ajaran-ajaran Islam. "Umat Islam harus berada di garda terdepan dalam membela dan membangun bangsa serta upaya-upaya melemahkan bangsa dan negara ini," ujar Yusril dengan nada sangat tegas.
Acara yang diadakan oleh Aliansi Pergerakan Islam (API) Jawa Barat itu, dihadiri oleh belasan guru besar berbagai perguruan tinggi, ulama, cendekiawan dan aktivis pergerakan Islam. Yusril dalam kesempatan itu menekankan pentingnya Umat Islam mempunyai kekuatan politik yang nyata agar mampu mengarahkan perjalanan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik di masa depan.
Menurut Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu, jika umat Islam acuh tak acuh kepada politik Islam, bahkan mendukung kekuatan politik sekuler apalagi berhaluan kiri atau liberal, maka cita-cita para pendiri bangsa (founding fathers) untuk membangun negara berdasarkan Pancasila akan makin jauh.
"Menurut Yusril, Islam mengajarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan, mengedepankan asas kerakyatan dan mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan setiap urusan serta bercita-cita untuk menegakkan tatanan masyarakat yang berkeadilan sosial.
"Jika umat Islam tidak memegang tampuk kekuasaan politik, maka Pancasila ditafsirkan sedemikian rupa untuk kemudian dibenturkan dengan ajaran-ajaran Islam. Pengalaman sejarah tahun 1959-1965 membenarkan adanya pembenturan Islam dengan Pancasila itu," paparnya.
Jika pembenturan antara ajaran Islam dan Pancasila terjadi, maka, menurut Yusril, yang menguat adalah komunisme. Padahal sejatinya, menurut pakar hukum tata negara itu, justru komunislah yang bertentangan dengan Pancasila.
Karena itu, Yusril mengingatkan generasi Islam agar kritis dalam memahami sejarah bangsa, khususnya terkait dengan ancaman kegiatan PKI dan komunisme di masa yang lalu."Islam tidak mungkin dapat dikompromikan dengan komunisme," tandas Yusril. (bpp/cawar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar