Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar Simanjuntak mengajak para generasi milenial untuk menyatakan diri sebagai generasi yang anti korupsi.
Usai pembukaan Tanwir ke-2 Pemuda Muhammadiyah di Kota Palangka Raya, Senin, Dahnil mengatakan bahwa saat ini korupsi telah menjadi budaya yang harus dilawan bersama termasuk oleh generasi milenial.
"Makanya kami menjadikan gerakan berjamaah lawan korupsi sebagai gaya hidup. Jadi, anak milenial itu harus bersatu melawan korupsi. Memiliki integritas itu merupakan hal yang keren," katanya.
Menurut dia, lemahnya integritas dapat menghadirkan perilaku korupsi yang mana keadaan tersebut terbukti merusak tatanan negeri.
"Untuk itu, saat ini kami fokus pada penguatan integritas terutama kader Pemuda Muhammadiyah yang salah satunya kita laksanakan dengan slogan gerakan berjamaah melawan korupsi," katanya.
Guna mendorong semakin menjangkitnya gerakan anti korupsi tersebut, saat ini Pemuda Muhammadiyah telah memiliki madrasah anti korupsi yang tersebar di 25 kabupaten/kota di Indonesia.
Ke-25 madrasah tersebut, diataranya berada di wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
"Ini merupakan kelas integritas yang kita mulai dari diri sendiri. Seperti perkuliahan biasa tapi mentransfer nilai-nilai integritas. Insyaallah setelah Tanwir kita mendorong juga untuk hadir di Kota Palangka Raya," kata Dahnil.
Turut hadir dalam acara pembukaan Tanwir tersebut seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, pejabat Pemkot Palangka Raya dan Pemprov Kalteng serta ratusan kader Pemuda Muhammadiyah dari seluruh Indonesia.
Pada kesempatan itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan bahwa korupsi merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi bangsa Indonesia.
Menurut Ketum DPP PAN itu, selain korupsi, masalah kemiskinan, kesenjangan sosial dan ketidak percayaan antar masyarakat menjadi salah satu masalah yang harus segera dicari jalan keluarnya.
Dia menambahkan, wawasan kebangsaan pemuda harus diperkuat, terutama di tengah kompetisi semakin ketat sehingga lahir generasi yang berintegritas, produktif sehingga mencapai Indonesia yang berkeadilan sosial. (sumber: Antara)
Usai pembukaan Tanwir ke-2 Pemuda Muhammadiyah di Kota Palangka Raya, Senin, Dahnil mengatakan bahwa saat ini korupsi telah menjadi budaya yang harus dilawan bersama termasuk oleh generasi milenial.
"Makanya kami menjadikan gerakan berjamaah lawan korupsi sebagai gaya hidup. Jadi, anak milenial itu harus bersatu melawan korupsi. Memiliki integritas itu merupakan hal yang keren," katanya.
Menurut dia, lemahnya integritas dapat menghadirkan perilaku korupsi yang mana keadaan tersebut terbukti merusak tatanan negeri.
"Untuk itu, saat ini kami fokus pada penguatan integritas terutama kader Pemuda Muhammadiyah yang salah satunya kita laksanakan dengan slogan gerakan berjamaah melawan korupsi," katanya.
Guna mendorong semakin menjangkitnya gerakan anti korupsi tersebut, saat ini Pemuda Muhammadiyah telah memiliki madrasah anti korupsi yang tersebar di 25 kabupaten/kota di Indonesia.
Ke-25 madrasah tersebut, diataranya berada di wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
"Ini merupakan kelas integritas yang kita mulai dari diri sendiri. Seperti perkuliahan biasa tapi mentransfer nilai-nilai integritas. Insyaallah setelah Tanwir kita mendorong juga untuk hadir di Kota Palangka Raya," kata Dahnil.
Turut hadir dalam acara pembukaan Tanwir tersebut seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, pejabat Pemkot Palangka Raya dan Pemprov Kalteng serta ratusan kader Pemuda Muhammadiyah dari seluruh Indonesia.
Pada kesempatan itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan bahwa korupsi merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi bangsa Indonesia.
Menurut Ketum DPP PAN itu, selain korupsi, masalah kemiskinan, kesenjangan sosial dan ketidak percayaan antar masyarakat menjadi salah satu masalah yang harus segera dicari jalan keluarnya.
Dia menambahkan, wawasan kebangsaan pemuda harus diperkuat, terutama di tengah kompetisi semakin ketat sehingga lahir generasi yang berintegritas, produktif sehingga mencapai Indonesia yang berkeadilan sosial. (sumber: Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar