Sabtu, 04 November 2017

Pemuda Muhammadiyah: KPK Nggak Berani Hadapi Polisi Tuntaskan Kasus Novel




Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mempertanyakan ketegasan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang belum mengambil sikap dalam penuntasan kasus teror penyiraman air keras Novel Baswedan.
"Ini kok aneh pimpinan KPK enggak vokal. Ada kecenderungan komunikasi, kecenderungan enggakberani," kata Dahnil saat menghadiri acara diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/11/2017).
Bukan tanpa sebab Dahnil mengungkapkan hal itu. Pasalnya, kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK tersebut sudah memasuki hari ke-206. Namun, belum ada pelaku maupun dalang dalam teror penyiraman air keras tersebut yang terungkap.
Menurut Dahnil, pimpinan KPK jilid IV cenderung kurang berani menuntaskan kasus tersebut karena diduga berhubungan dengan Korps Bhayangkara. Padahal, kata Dahnil, hingga saat ini pihak kepolisian belum dapat mengungkap kasus yang menyerang penyidik KPK tersebut.
"Ada kecenderungan enggak berani. Pimpinan KPK sikapnya harus terang. Itu kan anak buahnya," jelasnya.
Sebelumnya, Dahnil bersama sejumlah pegiat antikorupsi lainnya juga sudah berkoordinasi dengan pimpinan KPK, Agus Rahardjo Cs. Dalam kesempatan tersebut, Dahnil mendorong pimpinan KPK mengusulkan untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kami sudah menyampaikan ke pimpinan KPK untuk mengusulkan ke Presiden soal TGPF karena ini sudah enggak normal. Tapi (pimpinan KPK) belum sepakat dorong TGPF," tandasnya.
Sayangnya, pimpinan KPK belum langsung dapat mengambil sikap atas usulan dari Dahnil dan sejumlah pegiat antikorupsi lainnya dengan membentuk TGPF Kasus Novel Baswedan. Pimpinan KPK masih akan merundingkan usulan tersebut dalam waktu dekat. (bpp/okz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar