Selasa, 28 Maret 2017

SMA Muhammadiyah Wakatobi di Tengah-tengah Keindahan Alam Wakatobi



Wakatobi merupakan kabupaten yang baru terbentuk di 2003. Wakatobi sendiri   merupakan singkatan dari 4 pulau utama tersebut, yakni Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Selain  4 pulau utama,ada untaian pulau kecil-kecil yang sangat cantik.
Untuk menuju Wakatobi anda membutuhkan waktu 20 menit dengan pesawat atau sehari semalam dengan kapal laut dari Kendari,  Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara.
Wakatobi memang ibarat surga di dunia, banyak yang mengatakan bahwa ini Taman laut terbaik di dunia. Kabupaten di Sulawesi Tenggara ini memiliki wilayah seluas 1,39 juta hektar dan 97 persennya adalah laut yang kaya akan biota. Soal kekayaan laut bawahnya ini, ada yang menarik. Daratan Wakatobi cuma ditinggali kurang dari 100 ribu penduduk, tapi alam bawah lautnya punya 750 spesies karang dari 850 spesies yang ada di dunia. Bandingkan dengan Laut merah di timur Mesir yang hanya memiliki 200 spesies, atau di Karibia hanya ada 70 spesies. Wakatobi benar-benar surga yang tercipta di dunia.
Tapi sayangnya di balik keindahan surga dunia ini, banyak penduduknya yang putus sekolah. Mereka belum menganggap penting pendidikan. Hal inilah yang mendorong Muhammadiyah untuk mendirikan lembaga pendidikan.Muhammadiyah Wakatobi ingin melanjutkan perjuangan dakwah KH.Ahmad Dahlan.
Saat awal berdiri di Tahun 2012, SMA Muhammadiyah 1 Wakatobi didirikan di kawasan daratan di Kelurahan Wandoka, Kecamatan Wangi-Wangi. Kecamatan Wangi-Wangi sendiri merupakan Ibu Kota Kabupaten Wakatobi.
Berjalan setahun, siswa disekolah ini  hampir habis, karena banyak anak tak mau masuk sekolah. Lalu sekolah ini  dipindahkan ke Desa Mola Bahari di kawasan Suku Bajo, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan dengan pertimbangan dari PDM bahwa masyarakat Suku Bajo sangat banyak yang putus sekolah di darat dengan alasan  mereka selalu diganggu oleh siswa dari darat.
“Waktu pertama berdiri sekolah ini menempati gedung rumah yang  hanya  berukuran 4×6, gedung ini dihibahkan oleh masyarakat lewat koordinasi PDM.  Salah satu aktornya adalah bunda Surni. Kepala sekolah  saat pendirian adalah Pak Ali Hasan hingga sampai saat ini.”, ujar syarif immawan aktifis Muhammadiyah Wakatobi yang juga pengajar di sekolah ini.
Di gedung yang seadanya dulu,  sekolah ini satu kali menamatkan, dan melalui kerja  ikhlas PDM sekolah ini mendapat Dana Alokasi Khusus  dari Pemda Wakatobi. Pemda Wakatobi Mengapresiasi kerja seluruh pejuang pendidikan PDM Wakatobi. Dan akhirnya berdirilah 5 lokal kelas dikawasan perairan.
Masyarakat Suku Bajo juga sangat senang dengan keberadaan sekolah Muhammadiyah ini, berbondong-bondong mereka menyekolahkan anaknya di SMA Muhammadiyah Wakatobi. Ini semua tak lepas dari pejuang-pejuang Muhammadiyah Wakatobi untuk mendekati masyarakat.
Untuk mobilisasi dari satu tempat ke tempat lainnya, anak-anak menggunakan perahu dan rakit.  Dengan segala keterbatasan, rasa bahagia itu selalu hadir diantara anak-anak yang sudah terbiasa akrab dengan air.
Di SMA Muhammadiyah Wakatobi anak-anak tak hanya belajar tentang ilmu umum dan agama, tapi juga belajar tentang ilmu kelautan. Tentang bagaimana memelihara laut, tentang bagaimana menghargai laut, tentang memanfaatkan sumber daya laut.
Saat ini SMA Muhammadiyah I Wakatobi yang dikomandani Pak Hasan memiliki 12 tenaga pengajar yang semuanya honorer. Banyak rintangan memang, untuk membesarkan sekolah Muhammadiyah di lautan, tapi tetap disyukuri dan dijalani demi mewujudkan Wakatobi berkemajuan. Anda tertarik ke Wakatobi? Keluarga Muhammadiyah Wakatobi siap menyambut dengan hangat (sumber: Sang Pencerah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar