Novel Baswedan, penyidik KPK, memang sudah terbiasa menerima
teror dalam menghadapi tugasnya di KPK. Yang terakhir dan menghebohkan
penyiraman air keras di wajahnya saat pulang dari jamaah Shubuh (Selasa,
11/4/2017).
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil
Anzar Simanjuntak, teror yang diterima Novel tidak hanya penyiraman air keras
saja. Sebelumnya, sudah banyak teror diterima Novel. Salah satunya, teror
tabrak lari.
Teror tabrak lari ini, menurut Dahnil, diterima Novel
tatkala ramai-ramainya KPK menangani kasus reklamasi. Karena lukanya ringan, maka peristiwanya tidak menghebohkan dan cukup diketahui
rekan-rekan dekatnya saja.
Untuk mengatasi teror-teror ini, Novel ketika berangkat kerja selalu
gonta-ganti moda transportasi, termasuk rutenya. Hanya perjalanan ke Masjid
untuk jamaah Shubuh, tidak bisa gonta-ganti. Nampaknya, menurut Dahnil, ini
sudah dipelajari penteror Novel. (bpp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar