Sebanyak 500 petani Teluk Jambe, Karawang, kembali melakukan aksi di depan Istana Negara RI, Jakarta (25/04/17), untuk meminta Presiden Joko Widodo mengembalikan mereka ke lahan pertaniannya. Aksi mereka dikawal Tim Advokasi Pemuda Muhammadiyah.
Mereka juga meminta sertifikat tanah atas nama PT. Pertiwi Lestari yang telah dinyatakan ilegal oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI dicabut.
Pada aksi kali ini, sebanyak 5 orang petani melakukan aksi kubur diri dengan menutup seluruh bagian tubuhnya dengan tanah merah dan ditaburi bunga. Aksi ini sebagai simbol perlawanan terhadap PT Pertiwi Lestari yang menggusur rumah dan tanah mereka.
Dalam aksi tersebut, para peserta juga bergiliran orasi. "Kami minta Presiden Jokowi turun tangan," ungkap Ketua STTB (Serikat Tani Teluk Jambe Karawang) Maman.
Para petani Teluk Jambe ini telah diusir, mengalami kekerasan fisik, dan perusakan lahan pertanian oleh PT. Pertiwi Lestari sejak bulan Oktober 2016. 11 orang di antaranya sempat mengalami kriminalisasi dan hanya 5 orang yang dinyatakan bebas di Pengadilan Negeri Karawang.
Selama 6 bulan hidup petani terkatung-katung karena sudah tidak punya tempat tinggal lagi. Saat ini ratusan petani yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak ini ditampung di Panti Asuhan Muhammadiyah di Tanah Abang.
Sementara itu, Direktur Satgas Advokasi Pemuda Muhammadiyah, Gufroni, dalam orasi di hadapan ratusan petani menyatakan bahwa negara dalam hal ini pemerintah kalah oleh pemilik modal, termasuk rekomendasi Komisi II DPR RI untuk menetapkan status quo dalam konflik agraria di Karawang ini ternyata tidak diindahkan atau dipatuhi oleh PT Pertiwi Lestari.
Dengan kesombongannya, perusahaan malah makin agresif meratakan tanah milik para petani dengan buldozer.
"Kami dari Satgas Advokasi Pemuda Muhammadiyah akan tetap mengawal dan mendampingi para petani karawang ini hingga tuntas sebagai bukti komitmen kami akan ajaran Kyai Dahlan untuk membela kaum Mustadaafin" pungkas Gufroni.
Sebanyak 20 orang perwakilan petani diterima pihak Kantor Staf Kepresidenan. Empat anggota Satgas Advokasi PP Pemuda Muhammadiyah juga turut mendampingi. (sumber: RMOL)
Pada aksi kali ini, sebanyak 5 orang petani melakukan aksi kubur diri dengan menutup seluruh bagian tubuhnya dengan tanah merah dan ditaburi bunga. Aksi ini sebagai simbol perlawanan terhadap PT Pertiwi Lestari yang menggusur rumah dan tanah mereka.
Dalam aksi tersebut, para peserta juga bergiliran orasi. "Kami minta Presiden Jokowi turun tangan," ungkap Ketua STTB (Serikat Tani Teluk Jambe Karawang) Maman.
Para petani Teluk Jambe ini telah diusir, mengalami kekerasan fisik, dan perusakan lahan pertanian oleh PT. Pertiwi Lestari sejak bulan Oktober 2016. 11 orang di antaranya sempat mengalami kriminalisasi dan hanya 5 orang yang dinyatakan bebas di Pengadilan Negeri Karawang.
Selama 6 bulan hidup petani terkatung-katung karena sudah tidak punya tempat tinggal lagi. Saat ini ratusan petani yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak ini ditampung di Panti Asuhan Muhammadiyah di Tanah Abang.
Sementara itu, Direktur Satgas Advokasi Pemuda Muhammadiyah, Gufroni, dalam orasi di hadapan ratusan petani menyatakan bahwa negara dalam hal ini pemerintah kalah oleh pemilik modal, termasuk rekomendasi Komisi II DPR RI untuk menetapkan status quo dalam konflik agraria di Karawang ini ternyata tidak diindahkan atau dipatuhi oleh PT Pertiwi Lestari.
Dengan kesombongannya, perusahaan malah makin agresif meratakan tanah milik para petani dengan buldozer.
"Kami dari Satgas Advokasi Pemuda Muhammadiyah akan tetap mengawal dan mendampingi para petani karawang ini hingga tuntas sebagai bukti komitmen kami akan ajaran Kyai Dahlan untuk membela kaum Mustadaafin" pungkas Gufroni.
Sebanyak 20 orang perwakilan petani diterima pihak Kantor Staf Kepresidenan. Empat anggota Satgas Advokasi PP Pemuda Muhammadiyah juga turut mendampingi. (sumber: RMOL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar