Kamis, 27 April 2017
Perancis Punya Bukti Assad Gunakan Senjata Kimia
Perancis mengaku mempunyai bukti keterlibatan pemerintah Suriah dalam serangan senjata kimia yang menewaskan 89 orang, awal bulan ini.
Menteri Luar Negeri Jean-Marc Ayrault, Rabu (26/4), mengatakan sampel yang dari lokasi serangan di Khan Sheikhoun cocok dengan insiden yang pernah terjadi sebelumnya.
"Kami punya bukti bahwa prosedur pembuatan Sarin yang kami ambil sebagai sampel tipikal dengan metode laboratorium Suriah," ujarnya.
"Metode ini menunjukkan ciri khas rezim, dan ini memungkinkan kami memastikan siapa pihak yang bertanggung jawab."
Laboratorium Perancis menyimpan sampel dari serangan kimia lain di Suriah sehingga bisa membandingkan keduanya, kata Ayrault, sebagaimana dikutip CNN.
Sebuah twit yang diunggah Kementerian Luar Negeri Perancis menyatakan "tidak dapat diragukan lagi Sarin digunakan dalam serangan. Juga tidak dapat diragukan rezim Suriah adalah pihak yang bertanggung jawab."
Negara-negara Barat menyalahkan pemerintah Suriah atas serangan ini. Rezim Bashar al-Assad semestinya menyerahkan semua pasokan senjata kimianya pada 2013 lalu, menyusul serangan di Ghouta, Damaskus, yang disebut menewaskan hingga 1.400 orang.
Peneliti senjata kimia dari Organisasi Internasional Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) pekan lalu menyatakan sempat menemukan bukti "yang tak terbantahkan" bahwa Sarin, atau zat sejenisnya, digunakan dalam serangan pada 4 April di Khan Sheikhoun.
Namun, mereka tidak menyebut pihak mana yang bertanggung jawab.
Selain itu, peneliti Inggris juga menyimpulkan Sarin atau zat kimia sejenisnya digunakan dalam serangan tersebut, setelah menguji coba sampel yang diambil dari lokasi serangan.
Walau demikian, pemerintah Assad menampik keterlibatan dalam insiden tersebut dan malah menuding kelompok "teroris." Damaskus juga menampik tudingan mempunyai senjata kimia. (sumber: CNN Indonesia
)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar