Oleh: Izzul Muslimin
Dalam gendongannya aku diajak rapat Aisyiyah.
Membicarakan banyak hal yang aku belum mengerti maksudnya.
Yang aku ingat selalu ada lagu yang dinyanyikan bersama.
Wahai warga Aisyiyah sejati, sadarlah akan kewajiban suci.
Yang aku ingat selalu ada lagu yang dinyanyikan bersama.
Wahai warga Aisyiyah sejati, sadarlah akan kewajiban suci.
Lagu itu selalu terkenang dalam hidupku.
Selain lagu nina bobok dari Ibuku.
Tidak semua syairnya kuingat.
Tapi nadanya sungguh melekat.
Mengalir lembut dalam sanubariku.
Bersama kenangan indah tentang Ibuku.
Selain lagu nina bobok dari Ibuku.
Tidak semua syairnya kuingat.
Tapi nadanya sungguh melekat.
Mengalir lembut dalam sanubariku.
Bersama kenangan indah tentang Ibuku.
Kini setelah Ibu tiada.
Aku mencoba memahami syairnya.
Sungguh terharu aku menghayatinya.
Ternyata Ibuku seorang kader Aisyiyah.
Yang selalu berjuang tanpa lelah.
Hingga diakhir usianya, Aisyiyah tetap gerakannya.
Aku mencoba memahami syairnya.
Sungguh terharu aku menghayatinya.
Ternyata Ibuku seorang kader Aisyiyah.
Yang selalu berjuang tanpa lelah.
Hingga diakhir usianya, Aisyiyah tetap gerakannya.
Kini aku berharap kembali.
Istri dan anakku bisa meneladani.
Menjadi penggerak Aisyiyah sejati.
Dimanapun hayat mengabdi.
Semoga Allah Taala meridloi.
Aamiin.
Istri dan anakku bisa meneladani.
Menjadi penggerak Aisyiyah sejati.
Dimanapun hayat mengabdi.
Semoga Allah Taala meridloi.
Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar