Bulan Ramadan sebagian perajin batik disibukkan dengan permintaan batik sajadah yang kini permintaannya meningkat dua kali lipat. Menurut sebagian perajin dan desainer batik produk tersebut sebenarnya bukan produk baru karena tahun lalu produk tersebut sudah pernah diluncurkan.
Desainer batik Kudus, Yuli Astuti saat ditemui kemarin menjelaskan, bahwa produk terlaris saat bulan Ramadan ini adalah batik sajadah, dan permintaannya saat ini mengalami kenaikan. “Produksi kami sebenarnya terbatas, karena hanya melayani pesanan, sehingga tidak sempat stok barang,” katanya.
Ia juga menuturkan, untuk batik sajadah memang setiap hari produksi hanya saja terbatas, namun karena saat ini momen Ramadan maka produksi jalan terus. “Hanya saja sesuai dengan pesanan, dan saat ini sudah ada sekitar 200an lebih,” ujarnya.
Ia juga menuturkan, bahwa pembatasan produksi bukan berarti tidak adanya bahan, akan tetapi ini berkaitan dengan kualitas. “Karena pembuataannya handmade (manual) maka butuh waktu agar hasilnya maksimal,” terangnya.
Terkait soal pangsa pasar, ia menjelaskan sebenarnya tidak terbatas, semua segmen masuk. “Per lembarnya Rp 90 ribu – Rp 100 ribu tergantung motif dan coraknya,” paparnya.
Sedangkan soal wilayah pemasarannya, untuk sementara masih terkonsentrasi di wilayah lokal, karena biasanyua konsumen datang dan langsung mengambil pesanan sajadah tersebut.
Sedangkan soal wilayah pemasarannya, untuk sementara masih terkonsentrasi di wilayah lokal, karena biasanyua konsumen datang dan langsung mengambil pesanan sajadah tersebut.
“Pemasarannya biasanya kami buka melalui online, disitu kami berinteraksi langsung dengan konsumen dan akhirnya bisa langsung bertransaksi atau mereka datang ke tempat produksi langsung,” tandasnya. (sumber: suaramerdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar