Isu toleransi menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat dalam beberapa waktu terakhir ini, tak jarang hal tersebut menimbulkan konflik hingga menyebabkan perpecahan antar masyarakat.Mereka saling nenghujat satu dengan yang lain.
Dalam rangka mengikis isu tersebut, bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (ASBO PP IPM), menggelar sebuah Talkshow Dia Loe Gue “Stand Up for Tolerance”, Selasa (23/5) di Gedung Dakwah Muhammadiyah Menteng, Jakarta Pusat.
“Bangsa ini darurat toleransi, ini (toleransi) dijadikan isu yang sangat sensitif untuk saling menjatuhkan, saling mencaci dan saling menghina antar agama” ujar Syahrian, Ketua Bidang ASBO PP IPM mengenai alasan pemilihan tema talkshow.
Sebagai pelajar harus ikut berperan aktif dalam meperkuat dan mempererat toleransi itu sendiri, karena menurut Syahrian, toleransi adalah ruhnya masyarakat Indonesia yang telah ada sejak lahir. “Maka toleransi itu perlu dijaga dan perlu diadakan diskusi semacam ini untuk memberikan edukasi kepada teman-teman ketika kita dalam kondisi yang seperti ini, kita buktikan toleransi yang sesungguhnya, yang kaffah, yang tanpa penghinaan, tanpa saling mencaci antara suku maupun agama,” pungkas Syahrian.
Senada dengan itu Kusen, Ketua PCIM Rusia, yang didapuk sebagai pembicara dalam Talkshow seri kedua tersebut mengatakan bahwa di Rusia juga Eropa sangat menghargai perbedaan. “Maka umat islam sudah tidak perlu lagi diajarkan tentang toleransi, karena hal itu telah menjadi bagian dari kehidupan umat islam,” kata Kusen.
Selain Kusen, talkshow ini juga menghadirkan Mal Jupri, kontestan Stand Up Comedy Indonesia 7 (SUCI 7), yang mengocok perut para peserta talkshow yang merupakan aggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah dari berbagai daerah. (bpp/moi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar