Selasa, 18 April 2017

Abu Nawas dan Pilkada DKI


Beliau bernama Abu Nawas, hidup pada zaman Khalifah Harun Ar-Rasyid. Beliau pandai mengarang syair, dan memiliki sifat jenaka tetapi cerdas. Semua pertanyaan Khalifah ia jawab dengan jawaban yang praktis, sulit ditebak, tetapi hakikatnya memang jawaban yang benar. Begitulah Abu Nawas, tokoh yang wafat di Baghdad ini sering juga diangkat dalam cerita fiksi, tetapi intinya tetap seputar kecerdasannya menjawab teka-teki Khalifah.

Seandainya Khalifah dan Abu Nawas hidup sampai sekarang, pasti Khalifah akan mengujinya lagi dengan pertanyaan yang terkait dengan pemilihan pemimpin di ibukota negeri ini,

"Hai Abu Nawas, kalau kamu menjadi penduduk di kota itu, siapa pemimpin yang akan kamu pilih?"
"Tuan Khalifah, itu pertanyaan mudah. Saya tinggal buka surat suara, lalu saya pilih pasangan dengan nomor urut ganjil saja!"
"Memangnya ada apa dengan nomor urut ganjil?"
"Bukankah ada hadist yang mengatakan, Allah itu menyukai bilangan ganjil. Masa saya tidak memilih bilangan yang disukai Allah"

Beginilah kecerdasan Abu Nawas saat digoda dengan pertanyaan Khalifah. Cara berpikirnya simple tetapi mengena.

"Hai Abu Nawas, saya uji dengan pertanyaan yang lebih sulit lagi sekarang. Menurut kamu siapa pemimpin yang akan memenangkan pemilihan ini?"
"Tuan Khalifah, justru ini pertanyaan yang paling mudah. Tuan tinggal buka surat suara, lalu lihatlah gambar pasangan yang di sebelah kanan, merekalah yang akan memperoleh kemenangan"
"Memangnya ada apa dengan golongan kanan?"
"Bukankah dalam Al-Waqiah ayat 8 Allah mengatakan bahwa golongan kanan adalah golongan yang dimuliakan. Masa saya tidak percaya firman Allah"

Lagi-lagi Abu Nawas menjawab dengan jawaban yang memuaskan. Khalifah pun akhirnya mengakui kecerdasan Abu Nawas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar