Sabtu, 22 April 2017

Muhammadiyah Terbitkan Buku Takziah Muhammadiyah untuk KHA Hasyim Muzadi


Pimpinan Pusat Muhammadiyah meluncurkan Buku Takziah Muhammadiyah untuk KHA Hasyim Muzadi. Sejumlah tokoh turut hadir dalam peluncuran buku itui di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya 62 Jakarta, Kamis (20/4) malam.
Diantara tokoh yang hadir adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Amien Rais,  Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar dan Presiden PKS, Sohibul Iman.
Beberapa tokoh yang hadir tersebut juga memberikan testimoni terkait  buku tersebut.  Din Syamsuddin misalnya, menyebut buku yang ditulis oleh 20 aktivis Muhammadiyah itu harus mendorong kedekatan NU dan Muhammadiyah.
“Buku ini diharapkan mampu mendorong kedekatan NU dan Muhammadiyah dalam banyak hal termasuk paham keagamaan, meski dalam bidang politik selalu ada perbedaan, namun janganlah menunjukan perbedaan di depan umum secara terbuka,” ucap Din Syamsuddin.
Sedangkan  Zulkifli Hasan yang cukup dekat  dengan sosok Hasyim Muzadi mengatakan, bahwa mantan Ketua Umum PBNU itu merupakan seorang ulama langka dengan karakter komprehensifnya yang menguasai khasanah klasik dan modern.
“Beberapa kali diskusi panjang dengan Kiyai Hasyim yang perhatiannya terhadap bangsa ini luar biasa, terakhir diskusi sebelum meninggal, beliau prihatin dengan para ulama kita sekarang ini.,” ujar Zulkifli.
Kesan lain disampaikan Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang telah kenal dengan Hasyim Muzadi sejak 1978. Menurutnya, Kiyai Hasyim merupakan sosoknya sangat sederhana dan nasionalis sejati.
“Beliau multitalenta dan berada di banyak spektrum mulai dari politik sampai seorang ulama,  kalau  di tengah-tengah NU dia tidak menunjukan bahwa di tidak fanatik dengan NU, kalau dia berada di tengah-tengah umat Islam juga tidak menunjukkan bahwa dia seorang NU yang fanatik tapi kalau dia di tengah-tengah yang beragam dia seorang nasionalis sejati,” tutur Muhadjir. (bpp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar