Sabtu, 15 April 2017

IFFAH (Menjaga Kehormatan Diri)



Abu Dzar Al Ghifari, melangkah gontai menuju rumah kholifah Umar Bin Khatab. Gerahamnya gemeretak, kakinya bergetar, dan tubuhnya dingin karena lapar.
Ia diterima dan dipersilahkan masuk oleh Umar, maka iapun ditanya kiranya keperluan apa yg mengantarkannya kerumah pemimpin negara itu disiang terik yg panas.
Abu Dzar tidak berkata apalagi meminta, ia hanya membaca surat Al Ma'un berkali-kali, dan sebagaimana kita tau didalam surat itu ada kalimat "memberi makan orang miskin".
Abu Dzar tetap menahan diri untuk tidak MINTA, walaupun sangat lapar .... sangat lapar. Umar menganggap sahabatnya ini hanya rindu, maka Umar mempersilahkan Abu Dzar pulang karena sang kholifah akan bertugas.
Didepan pintu rumah kholifah Umar, Abu Dzar roboh tak lagi sanggup menahan lapar iapun pingsan.
Umar melonggarkan pakaian sahabatnya itu, dan ia dapati 3 lempengan batu menganjal perut sahabatnya itu.
Oh Abu Dzar ... Kiranya kau kelaparan. Meleleh air mata kholifah, meleleh air mata singa padang pasir itu, luluh oleh keluhuran AKHLAQ Abu Dzar.
Setelah terbangun dari pingsan, Umar bertanya: "kenapa kau tidak minta makanan kalau kau lapar? ..."
"Bukankah Rosululloh mengajarkan kita IFFAH?" jawab Abu Dzar.
Nah saudaraku itulah IFFAH, Abu Dzar telah memberi gambaran sempurna betapa dia pantang meminta, pantang menjatuhkan harga dirinya sebagai Muslim.
Abu Dzar telah mengamalkan doa yang diajarkan Rasulullah s.a.w. untuk memiliki sifat ‘iffah;
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ اْلهُدَى وَالتُّقَى، وَاْلعَفَافَ وَاْلغِنَى
“Ya Allah aku mohon kepadamu petunjuk, taqwa, ‘iffah dan kekayaan.”(Hadis Riwayat Muslim dari Abdullah bin Mas’ud)
Kini akhlaq Iffah dilukai oleh umat Islam, ada teman rekreasi minta oleh-oleh, teman beli kendaraan baru minta ditraktir "bancaan ... bancaan"
Jauh sudah akhlaq para sahabat Rosul dengan akhlaq umat Rosul. Bahkan demi kaos tipis partai umat ini sudah rebutan, demi uang suap, demi ...
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Umar radhiyallahu ‘anhu:
مَا أَتَاكَ مِنْ هذَا الْمَالِ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ فَخُذْهُ, وَمَا لاَ فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ
“Harta yang mendatangimu dalam keadaan engkau tidak berambisi terhadapnya dan tidak pula memintanya, ambillah. Adapun yang tidak datang kepadamu, janganlah engkau/menggantungkan jiwamu kepadanya.” (HR. Al-Bukhari no. 1473 dan Muslim no. 2402)
Tidak selalu orang yang baru saja membeli sesuatu, tersisa dana, ada yg habis-habisan untuk mendapatkannya, bahkan UTANG. Belum tentu yang pulang dr luar kota bahkan luar Negri ada uang utk oleh-oleh. Ah ....
STOP meminta-minta, dengan bahasa apapun. oleh-oleh, bancaan, traktiran dll. Muslim hanya menerima jika diberi, TIDAK memintanya, sekali lagi tidak meminta-minta.
(Khoiri Ibnu Dar, T.TSp, D.Dw. dosen AIK UMSIDA. Kembangsri Ngoro/Bandung Gedeg Mojokerto. 14042017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar