Jumat, 30 Juni 2017

Ini Beda Pemberantasan Korupsi Indonesia dengan Korea Selatan




Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah terus melontarkan kritik terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Bahkan saat tengah berkunjung ke Korea Selatan, Fahri membandingkan sistem yang dibangun di Korsel lebih efektif mengikis korupsi dalam kurun tujuh tahun.
Ini lebih baik ketimbang di Indonesia.
Menurutnya keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Indonesia selama 15 tahun tak bisa menyamai pencapaian Korsel dalam pemberantasan korupsi selama tujuh tahun.
Saat berkunjung ke Transparansi Internasional Korea di Seoul, Fahri Hamzah mengatakan bahwa Korea merupakan salah satu negara yang sukses melakukan pemberantasan korupsi.
"Pada sekitar 2002 Korea Selatan merupakan salah satu negara yang memiliki angka korupsi yang tinggi. Namun dalam waktu 7 tahun, Korea berhasil mengubah posisinya menjadi negara yang bebas dari korupsi. Ini yang ingin ketahui prosesnya," urai Fahri dalam keterangan tertulis, Kamis (29/6/2017).
Pada kunjungan tersebut, Fahri beserta rombongan disambut Ketua Tranparansi Internasional Republik Korea Han Beom You.
"Transparansi Internasional inilah yang mengkordinir para aktivitas antikorupsi di Korea. Jadi sangat layak kita kunjungi untuk mengetahui bagaimana mereka menggerakkan civil society dalam memberantas korupsi," kata Fahri.
Mengawali penjelasannya tentang pemberantasan korupsi di Korea, Han menjelaskan transformasi yang terjadi dalam mindset masyarakat Korea Selatan.
"Dahulu orang mengatakan bahwa dengan sedikit korupsi yang kita biarkan, maka itu bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi. Tapi sekarang tidak seorang pun di Korea berpikir seperti itu. Kami menginginkan negara yang benar-benar bebas dari korupsi," papar Han.
Ia menambahkan bahwa kini masyarakat Korea mengamati seluruh sektor, bahkan hingga kinerja perusahaan swasta.
"Di masa lalu, sejumlah perusahaan melakukan kecurangan, dengan menyuap lembaga audit agar kinerja mereka dilaporkan baik. Namun kenyataannya perusahaan tersebut kolaps. Jadi sekarang lembaga audit tidak lagi melakukan hal tersebut," kata Han.
Dalam penjelasan Han, terungkap bahwa tahun 2002 adalah awal dari dibentuknya peraturan -peraturan anti korupsi.
Kemudian pada tahun 2003, dibentuk lembaga anti korupsi Korea yang disebut KICCAK. Lembaga ini melakukan investigasi terhadap kasus-kasus korupsi.
Selanjutnya jika hasil investigasi dianggap perlu ditindaklanjuti menjadi ke proses hukum, maka KICCAK memberikan laporan ke Kepolisian.
Mekanisme ini berhasil mengungkapkan kasus-kasus korupsi yang cukup besar.
Pada tahun 2010 Pemerintah Republik Korea membentuk ACRC (Anti Corruption and Civil Right Commission).
Lembaga ini adalah lembaga anti korupsi yang didukung oleh Pemerintah.
Lembaga baru ini memiliki tiga kewenangan, yaitu penyelidikan, ombudsman dan melakukan peradilan.
Penyatuan ketiga fungsi tersebut saat ini menjadi perdebatan di kalangan aktivis anti korupsi Korea.
Sebagian menginginkan agar fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan oleh lembaga yang berbeda-beda.
Sedangkan untuk melakukan kordinasi, dibentuk lembaga yang bersifat independen.
Terkait dengan salah satu kewenangan KPK yang sering digugat oleh Fahri Hamzah yaitu penyadapan, iapun tak lupa menanyakannya pada Transparansi Internasional Korea.
Han pun menjawab secara diplomatis, bahwa kewenangan ACRC saat ini sangat luas. Di antaranya adalah kewenangan penyelidikan.
Karena begitu luas kewenangannya, saat ini sedang direncanakan untuk oleh pemerintah Korea Selatan untuk membuat peraturan yang membatasi kewenangan penyelidikan tersebut, untuk selanjutnya dialihkan pada lembaga lain.
Kemudian, Fahri Hamzah mengungkapkan bahwa perbedaan pemberantasan korupsi Korea dan Indonesia adalah pada dukungan civil society atau lembaga-lembaga swadaya masyarakat anti korupsi terhadap DPR RI.
"Di Korea ACRC dan pegiat anti korupsi bekerjasama dengan baik dengan National Assembly (DPR Korea). Kalau di negara kita, DPR justru dihantam kiri kanan dan dikesankan sebagai sarang koruptor," ungkap Fahri. (sumber: tribunnews,com)

Novel Baswedan Dioperasi Besar Tuk Pemulihan Jaringan Kornea Mata




Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengatakan, dokter yang merawat Novel Baswedan di Singapura berencana melakukan operasi besar terhadap mata kiri pasiennya.

"Kondisi jaringan di bagian putih mata kiri diperkirakan sulit untuk tumbuh kembali. Terdapat alternatif, dilakukan operasi besar untuk menggantikan jaringan di bagian putih mata yang telah mati di mata kiri tersebut," ujarnya melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (29/6).

Keputusan untuk mengoperasi dilakukan setelah dokter yang merawat Novel melakukan tes penglihatan dan observasi pertumbuhan lapisan kornea mata pada Rabu (28/6) pagi.

"Mata kanan bisa membaca deret angka sampai layer (lapisan) keempat pada baris pertama, namun penglihatan kurang jelas karena lensa yang sering bergeser. Sedangkan, untuk mata kiri baru sebatas melihat jari," kata Febri.

Untuk kondisi lapisan kornea, ia menyebutkan, kondisi mata kanan Novel menunjukkan perbaikan walaupun bagian skin kornea yang rusak masih ada.

"Dalam 1 minggu - 2 minggu ke depan, dokter akan memutuskan tindakan selanjutnya apakah akan memakai hard lens atau memicingkan sebagian kecil mata. Pemicingan mata akan dilakukan jika perbaikan skin kornea tak menunjukkan perkembangan," imbuh dia.

Adapun, perkembangan lebih lanjut terkait perawatan ataupun rencana operasi besar untuk mata kiri Novel akan disampaikan kembali oleh KPK. 

Febri menegaskan, setelah menjalani seluruh perawatan hingga melewati ramadan dan dapat merayakan lebaran bersama istri dan anak di Singapura beberapa hari lalu, Novel mengklaim tetap teguh hati menjadi bagian dari kerja pemberantasan korupsi. (bpp/cnni)

Anton: Film Aku adalah Kau yang Lain Fitnah Terhadap Islam




Dewan Pakar ICMI Anton Tabah Digdoyo menilai film berjudul Aku Adalah Kau Yang Lain merupakan bentuk fitnah terhadap Islam. Anton menilai Polri seharusnya tidak menayangkan film tersebut karena bertentangan dengan fakta.
"Film itu fitnah terhadap Islam. Bukan berdalih kebebasan berekspresi," kata Anton lewat keterangan tertulisnya yang diterimaRepublika.co.id, Kamis,(29/6).
Anton mengatakan seharus Polri tidak menayangkan film seperti itu, karena Indonesia telah sepakat memilih berdemokrasi pancasila berdasar ke Tuhan Yang Maha Esa yang artinya berkebebasan dalam koridor ajaran agama.
"Untuk membimbing bangsa Indonesia bukan demokrasi sekuler, bukan kebebasan liberal nirbatas. Begitu juga dalam berekspresi wajib taati akidah agama," ujarnya.
Karena itu, film tersebut jikapun fakta sangar tidak patut dibuat/diedarkan di Indonesia aplagi jika fitnah bertentangan dengan fakta. "Itulah pentingnya kearifan personal dan kearifan pejabat dalam birokrasi," katanya.
Anton mencontohkan kasus-kasus gesekan antar umat beragama di beberapa wilayah. Menurutnya meski hal tersebut benar terjadi namun tidak patut untuk ditayangkan atau dibuat film.
Anton mengajak semua berpikir bersikap dan bertindak bijak utamakan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa sesuai Pancasila. "Kebebasan demokrasi Pancasila adalah kebebasan yang berakhlak bertanggung jawab dunia dan akhirat," ucapnya. (sumber: republika.co.id)

Muhammadiyah Serukan Boikot Starbucks




Muhammadiyah serukan boikot produk Starbucks di Indonesia. Ini berkenaan sejak 26 Juni 2015 CEO Starbucks, Howard Mark Schultz mendukung kesetaraan kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). 

Ketika pertemuan dengan para pemilik saham Starbucks, Schultz secara tegas mempersilakan para pemegang saham yang tidak setuju dengan pernikahan sejenis angkat kaki dari Starbucks. 

Menyikapi hal tersebut, Ketua  PP Muhammadiyah bidang Ekonomi Dr Anwar Abbas menegaskan sudah saatnya pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk mencabut ijin Starbucks di Indonesia. Karena Ideologi bisnis dan pandangan hidup yang Schultz kampanyekan jelas-jelas tidak sesuai dan sejalan dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila. 

"Kita sebagai bangsa, jelas-jelas tidak akan mau sikap dan karakter kita sebagai bangsa yang beragama dan berbudaya rusak dan berantakan karena kehadiran mereka," tegas Anwar melalui siaran pers tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/6). 

Anwar juga menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mempertimbangkan langkah-langkah pemboikotan terhadap produk-produk Strabucks. Karena jika sikap dan pandangan hidup mereka tidak berubah, maka yang dipertaruhkan adalah jati diri Bangsa sendiri. 

Anwar mengimbau masyarakat dan pemerintah dengan tegas melakukan langkah dan tindakan, demi menyelamatkan kepentingan bangsa dan negara Indonesia. "Kita tidak mau karena nila setitik rusak susu sebelanga," kata dia. 

Sebelumnya diberitakan, CEO Starbucks Howard Schultz mengatakan orang-orang yang hanya mendukung pernikahan beda jenis dan mengabaikan pernikahan sesama jenis tidak diperlukan di perusahan kedai kopi Starbucks. 

Schultz yang dikenal sangat akomodatif terhadap komunitas LGBT menyatakan, siapapun yang menolak pernikahan sesama jenis ditempat lain. Sentimen tersebut juga kini diarahkan pada seluruh pemegang saham Strabucks. (bpp/rol)

Din Syamsuddin: Polri Teledor Menyakiti Umat Islam




Ketua Dewan Pertimbangan dan Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyayangkan beredarnya video atau film pendek berbau sara yang disebarkan oleh Divisi Humas Polri.
Menurut Din, video tersebut berpotensi mendiskreditkan Islam dan umat Muslim. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dua periode mengatakan, video berdurasi tujuh menit itu jelas menyakiti hati umat Islam.
Dia menganggap video tersebut memberi penggambaran bahwa Islam adalah agama yang intoleran. Din juga meminta kepada semua pihak yang terlibat, baik sutradara maupun produser dan sponsornya untuk meminta maaf.
Din menilai, narasi dalam video itu keliru dan rancu, karena justru umat Islamlah yang sangat toleran dan membela kemajemukan Indonesia.
"Video itu sendiri adalah bukti nyata dari intoleransi dan anti kebinekaan, dan menyakiti hati pihak lain saat mereka merayakan hari suci," jelasnya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/6).
Din juga menyesalkan keterlibatan Polri dalam pembuatan atau penyebaran video/film itu. Dia mengaku mempertanyakan kredibilitas polisi sebagai aparat penegak hukum, namun justru membantu hal yang berpotensi mengganggu keamanan.
"Saya tidak yakin pembuatan dan penyebaran video itu diketahui apalagi disetujui oleh Pimpinan Polri. Saya kira itu dibuat oleh anak buah yang tidak paham atau gagal paham tentang realitas masyarakat. Saya kira kali ini Mabes Polri teledor dan kecolongan maka harus segera mengusutnya," jelasnya. (bpp/rol)

Inilah Sepuluh Persoalan Bangsa Menurut Busyro Muqoddas




Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas menyebutkan bahwa untuk mempertahankan kualitas sebagai umat unggulan dan sekaligus sebagaian bangsa yang berdaulat, kita perlu memahami secara garis besar permasalahan bangsa kita.
Busyro menyebutkan terdapat sepuluh masalah yang kini dihadapi bangsa Indonesia, Kesepuluh hal ini harus segera diatasi jika ingin menjadi bangsa yang unggul. 
Pertama, bahaya bisnis besar narkoba yang telah menjadikan Indonesia sebagai pasar utama bisnis barang mematikan itu. “Tercatat sudah terdapat jumlah pengguna narkoba sebanyak 5,9 juta. Korban yang tewas perhari 40 orang. Sasaran utamanya adalah generasi muda. Sejumlah aparat TNI, Polri, dan petugas BNN (Badan Narkotika Nasional) bahkan anggota DPRD terseret di dalamnya,” ungkap Busyro saat menyampaikan Khutbah Idul Fitri di Halaman Masjid Universitas Islam Indonesia (UII) Ahad (25/6).
Kedua, perampokan uang negara (korupsi) oleh aparat pemerintah pusat atau daerah, DPR/DPRD, DPD, Polisi, Jaksa, Hakim/Hakim Mahkamah Konstitusi, Menteri, Pengacara, Pebisnis Gelap dan Penyuap Pejabat, serta Dosen Negeri.
Ketiga, praktik jual jasa (suap)  izin pendirian hotel, apartemen, pusat belanja modern, penambangan minyak, gas, mineral batubara, dan tata ruang daerah maupun nasional.
Keempat, praktik penguasaan 77% kekayaan negara oleh 10 pengusaha hitam dan  1 pengusaha keturunan yang diizinkan  menguasai 6 juta hektar lahan.
“Kelima, tidak terbukanya aparat Polri dalam membongkar siapa sesungguhnya aktor dan dalang serangkaian panjang gerakan terorisme yang keji dan terkutuk,” tegas Busyro.
Keenam,  praktik mafia suap (uang sogok) oleh kalangan pebisnis busuk kepada pejabat, politisi parpol, dan aparat penegak hukum yang telah menghancurkan martabat bangsa.
Ketujuh, meluasnya kahadiran “generasi android” yang telah menyita waktu produktif mereka. 
Kedelapan, semakin terbiasanya ucapan bohong di depan jutaan rakyat dan pengakuan mendadak sebagai pejuang Pancasila dan NKRI tanpa bukti kejujuran dan kecerdasan.
Kesembilan, menjamurnya izin pasar dan pusat belanja modern berjejaring nasional yang mematikan pasar dan pusat ekonomi rakyat kelas menengah. 
Dan yang kesepuluh yaitu terjadinya kesenjangan ekonomi sebagai pemicu ketidakadilan sosial dan munculnya sikap radikalisme dalam masyarakat yang berujung pada terorisme. (bpp/mid)

Kamis, 29 Juni 2017

Viral Tanggapan Film "Kau Adalah Aku Yang Lain" Oleh Gus Nur




KAPOLRI oh KAPOLRI... KAPAN DIRIMU SEMBUH
Oleh : #Gus_Nur
Film tendensius yang sangat memutar balikkan fakta .. '
Saya sudah melihat film itu, film berjudul "Kau Adalah Aku Yang Lain". Film yang heboh dan viral yang dikeluarkan oleh akun resmi Divisi Humas Polri... kalau saya tdk salah lihat, di film itu juga ada Ustad Budi yg setahu saya beliau itu sufistik yang cerdas, apa beliau tidak membaca naskah filmnya terlebih dahulu ? Atau beliau hilaf... Yang saya heran, apakah semua pemain di dalam film itu tidak ada yang membaca "skenario" atau naskah filmnya terlebih dahulu ???
Bagi saya itu film fiktif terburuk sepanjang zaman, bagi saya itu film cuci otak terbodoh sepanjang sejarah. Sutradaranya betul - betul hampa syariat, atau jangan - jangan Sutradara pesanan ? Pesanan kaum kapitalis, kaum cukong, atau kaum partai kafir harbi yang lagi - lagi memang sengaja ingin menghancurkan islam ? Buku cerdas berjudul Jokowi Undercover di katakan buku jelek, buku tidak bermutu, buku yang penuh fitnah, dengan tegas kapolri mengatakan itu dengan tanpa riset / uji secara akademisi, bahkan pembeli bukunya di uber kayak maling ayam.
Sementara Sutradara Konyol, makar bahkan menyudutkan ummat islam yang bernama Anto Galon, diberi penghargaan. Sebagaimana orang yang berani mengatakan : Semua agama sama | Nabi Muhammad belum dijamin masuk surga | Orang tua Nabi ada di dalam Neraka | Memakai jilbab tidak wajib | LGBT dan nikah sesama jenis itu tidak apa-apa | Pemimpin kafir yang jujur itu lebih baik dari pada muslim tapi koruptor | dan masih banyak lagi manusia - manusia nyeleneh yang justru mendapat panggung kehormatan di Negeri ini.
Alur cerita film : Ada orang kristen yang sedang sekarat di dalam ambulan, yang tidak boleh lewat oleh orang islam, karena disamping ada pengajian, yg sedang sekarat itu adalah orang kristen.... Wahai Kapolri, wahai Anto Galon. Wahai semua pemain film itu, saya gak nantang, nanti sya dituduh makar, tapi silahkan cari 1 saja hadits, atau 1 saja ayat, atau 1 saja sejarah islam, atau satu saja sahabat, atau tabi'in, atau para imam, atau para mahzab, yang menggambarkan adegan dalam film itu...!!! Yaitu orang islam yang melarang orang non muslim yang sedang sekarat untuk melewati jalan yang di situ ada pengajiannya ??? Carilah satu saja, satu saja, satu saja....
Saya jamin engkau TIDAK AKAN MENEMUKAN ayat, hadits, sejarah, kisah, sahabat, tabi'in, imam, ulama, ummat islam yang seperti dalam film itu. Justru kalau kalian mau, saya bisa hadirkan ratusan kisah, dari zaman sahabat Nabi, dari para Imam, dari ratusan sejarah islam betapa begitu Toleransi dan menyayangi ummat islam terhadap kaum non muslim / terhadap kafir musta'man atau kafir mua'had seperti yang sekarat di dalam ambulan itu.....
Untuk semua saudaraku sesama ummat Muslim.. SABAR YA.... SABAR YA... Insya Allah Rezim ini, dan Kapolri ini, pasti akan pensiun juga, entah di pensiunkan oleh umur, oleh waktu, atau mungkin akan di pensiunkan langsung oleh Allah.... Wallahu'alam... yang penting sabar saja. Terus kita doakan yang baik baik saja .

Pemuda Muhammadiyah Protes Film Pendek "Kau adalah Aku yang Lain" yang Diunggah Humas Polri




Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simajuntak mengatakan Polri justru melakukan provokasi dan stigmatisasi melalui video pendek yang diberi judul ‘Kau adalah Aku yang Lain’.
“Kami aktif menggambarkan Muslim yang damai dan mendamaikan di Indonesia. Eh kepolisian justru menyampaikan wajah muslim yang bodoh via video itu,” kata Dahnil melalui akun pribadinya, @Dahnilanzar, Selasa (27/6/2017)
Dahnil juga mempertanyakan sikap polisi yang keliru mengambil contoh soal toleransi dalam video tersebut.
“Pak Polisi Apakah ada contoh orang bodoh mana di Indonesia ini tidak membiarkan ambulance melintas karena beda keyakinan? @DivHumasPolri,” ucapnya.
Lebih jauh, menurut Dahnil, intoleransi dan kegaduhan Indonesia tak terjadi karena rakyat.
“Produsen kebisingan dan intoleransi tidak lahir dari akar rumput rakyat kebanyakan. Tetapi bersumber dari elit Politik dan aparatur negara,” ucapnya.
Sebelumnya, melalui akun @DivHumasPolri mencuitkan sebuah video pendek pemenang lomba Police Movie Festival.
Dalam video pendek tersebut digambarkan, umat Islam yang sedang menggelar pengajian tak memberi jalan kepada ambulance yang sedang membawa pasien kritis. Pasien kritis tersebut ditampilkan sebagai non muslim. (bpp/ts)

Selasa, 27 Juni 2017

Inilah Idul Fitri Ala Arab Saudi






Meski Idul Fitri adalah momen religius, namun umat Islam di seluruh dunia merayakan hari itu dengan kebiasaan dan tradisi yang unik.
Seluruh umat Muslim menghadiri salat Idul Fitri di pagi hari di masjid-masjid yang ada di tempat tinggal mereka, atau di tempat khusus yang dipersiapkan untuk itu. 
Namun, dalam setiap budaya, ada hal-hal unik yang dipakai untuk mengekspresikan kebahagiaan pada acara suci ini.
Kali ini, sorotan diberikan kepada orang-orang Arab yang bermukim di Riyadh. Sultan, lelaki Arab berusia 25 tahun pun memberikan kesaksiannya tentang hari pertama lebaran.
"Sehari sebelum Idul Fitri, saya bersiap untuk perayaan dengan pergi ke tukang cukur dan memastikan pakaian saya bersih."
"Saya selalu menjahit thobe (jubah) khusus untuk Idul Fitri. Aku mewarisi kebiasaan ini dari ayahku," kata dia.
"Biasanya, saya tidak tidur malam sebelum lebaran. Saya menyukai perasaan indah pada malam Idul Fitri," sambung Sultan.
Dia menambahkan, semua mal, toko, kios barbekyu, dan tukang jahit menjadi ramai pada malam hari.
"Semua orang sibuk di mana-mana," kata Sultan.
"Nah, pada hari Idul Fitri, saya pergi bersama ayah dan saudara laki-laki saya untuk Salat Idul Fitri di masjid."
"Kemudian kami berjabat tangan dengan tetangga kami di masjid untuk menghapus perasaan bersalah di antara kami. Ini adalah kesempatan yang suci, dan kami harus mulai dengan hati yang bersih."
Sultan mengatakan, dari masjid mereka pergi ke rumah kakeknya, di mana paman dan keluarga lainnya bergabung di sana untuk menikmati hidangan hari raya.
"Ini adalah rumah besar keluarga tempat semua orang berkumpul di dalam keluarga. Setelah jabat tangan, kami saling mengucapkan selamat Idul Fitri."
"Kami biasanya memberi anak-anak 'eidiyya' yakni sejumlah uang diberikan oleh anggota keluarga yang lebih tua kepada anak-anak. Ini untuk membuat mereka bahagia," tambahnya.
Setelah itu, mereka mengunjungi kerabat yang tidak bisa datang untuk pertemuan keluarga dengan alasan tertentu di kemudian hari.
"Kami selalu berusaha memastikan untuk mengunjungi semua kerabat kami."
"Saya kenal beberapa teman yang berasal dari kota lain, tapi tinggal di sini di Riyadh. Mereka semua pergi ke kampung halaman mereka setiap Idul Fitri."
"Tidak ada yang mau melewatkan pertemuan keluarga terutama pada acara suci ini," ungkap Sultan, seperti dilansir laman Saudi Gazette.
"Lalu, kami pulang ke rumah untuk tidur siang. Di malam hari, saya pergi bersama keluarga saya ke restoran atau tempat hiburan, untuk dinikmati bersama keluarga," kata Sultan. 
Hala, saudara perempuan Sultan, mengatakan, sebagai seorang gadis, dia pun mengikuti pola yang sama.
"Kita semua harus mengunjungi rumah kakek kita di mana semua orang datang."
"Saya duduk bersama saudara perempuan saya di kelompok wanita, yang merupakan ruangan besar untuk pertemuan perempuan. Sultan duduk bersama laki-laki di ruang terpisah untuk pria," kata dia.
Berbicara tentang perbedaan antara kebiasaan lebaran pria dan wanita, Hala berkata: "Pada dasarnya, itu sama."
"Namun, wanita cenderung menghabiskan lebih banyak pada makeup dan pakaian Idul Fitri. Pria begitu sederhana, mereka hanya memakai thobes."
"Sementara kami harus tampil unik di Idul Fitri. Apalagi pria memberi 'eidiyyah' secara tunai hanya untuk anak-anak, sementara kami cenderung membeli hadiah lebaran mewah, yang sedikit mahal."
"Kebanyakan adalah coklat, bunga, dan mainan yang dikemas dengan baik, dan menarik dalam keranjang Idul Fitri atau kotak kecil," kata Hala. (sumber: tribunenews.com)

Pasukan Garuda Berlebaran di Tengah Konflik Sudan




Pasukan Garuda, Satgas Indonesian Battalion (Indobatt-03) Batalyon Komposit TNI Konga XXXV-C/Unamid (United Nations Mission In Darfur) harus rela menyongsong Hari Raya Idulfitri 1438 Hijriah jauh dari keluarga. Mereka merayakan kemenangan di Sudan, Afrika Utara.

Di tengah tugasnya menjaga perdamaian di Sudan, negara yang sudah dirundung konflik berkepanjangan, pasukan TNI itu khusyuk melaksanakan Salat Id di Lapangan Apel Indobatt-03, Super Camp, El-Geneina, Sudan, Afrika Utara, Minggu (25/6).

Mengenakan seragam loreng, membuat barisan di antara kendaraan taktis berwarna putih, prajurit-prajurit pilihan ini menggelar sajadahnya. Salat dua rakaat ini dipimpin oleh Serka Hariyanto, dengan Khotib Kopda M. Tabirin.

Berdasarkan keterangan resmi dari Pusat Penerangan TNI, yang diterima
CNNIndonesia.com, perayaan Lebaran para prajurit yang jauh dari Tanah Air menyisakan haru tersendiri. Bahkan, ada sejumlah prajurit yang meneteskan air matanya ketika salat.

Saat memberikan ceramahnya, Kopda M. Tabirin mengajak agar semua saling bersilaturahmi untuk melebur dosa-dosa saat momen Lebaran ini. Menurutnya, meski jauh dari keluarga, setidaknya bisa meminta maaf melalui medium lain.

"Meski wajah kami tak mampu berjumpa, tangan tak bisa saling berjabat, semoga coretan kata ini akan mampu menjadi jembatan dihari penuh kemenangan," katanya.
Satgas Batalyon Komposit TNI Konga XXXV-C/Unamid yang tengah bertugas di Sudan ini, berjumlah 800 personel, terdiri dari 54 perwira, 189 bintara, 541 tamtama, dan 16 TNI wanita. Pasukan tersebut merupakan misi Satgas TNI ketiga.
Pasukan Garuda Berlebaran di Tengah Konflik SudanFoto: Dok. Puspen TNI

Dalam pelaksanaan tugasnya, ratusan prajurit itu ditempatkan pada dua UN Camp, yaitu Markas Batalyon beserta Kompi Bantuan dan 3 Kompi Senapan yang berada di Supercamp Secwest Unamid di El Geneina dan 1 Kompi Senapan Berdiri Sendiri berada di Masteri Camp.

Dalam sambutannya, Dansatgas Indobatt-03 Letkol Inf Syamsul Alam menyampaikan permohonan maaf di Hari Kemenangan ini. Bahkan, dia menyebut, di hari yang suci ini musuh sekalipun tentu dimaafkan.

"Semoga kita semua senantiasa mendapat rahmat dan hidayah serta lindungan dari Allah selama menjalankan tugas kita di sini," kata Syamsul.


Setelah pelaksanaan Salat Id, para pasukan perdamaian ini melanjutkan acara dengan memukul bedug yang dilakukan Syamsul. Mereka pun saling beramah-tamah bersama seluruh prajurit serta tamu undangan yang hadir.

Dengan penuh keakraban, saling bercengkerama sambil menikmati hidangan sederhana yang telah disediakan panitia Masjid At-Tauhid, para pasukan perdamaian itu seperti merasakan Lebaran di tengah keluarganya di Indonesia. (sumber: CNN Indonesia
)

Perayaan Idul Fitri di China Jatuh Senin 26 Juni 2017