Jumat, 02 Juni 2017

Inilah Akibat Gempa Poso Sulawesi Tengah



Bupati Poso telah menetapkan masa tanggap darurat pascagempa selama 7 hari, terhitung sejak 30 Mei lalu. Kepala BPBD Poso bertugas sebagai komandan tanggap darurat penanganan dampak gempa 6,6 SR yang mengguncang Sulawesi Selatan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pendataan masih terus dilakukan hingga saat ini. Dia menyebutkan, korban gempa terdiri dari 4 orang luka berat dan 21 orang luka ringan. 

"Tidak ada korban jiwa meninggal dunia. Sebanyak 348 bangunan mengalami kerusakan," katanya dalam keterangan tertulis.

Bangunan yang rusak itu meliputi 168 rumah rusak berat, 143 rumah rusak ringan, 1 gereja rusak berat, 5 gereja rusak ringan, 11 sekolah rusak berat, 2 sekolah rusak ringan, 2 masjid rusak ringan, dan 6 perkantoran mengalami kerusakan.

"Sebanyak 328 KK mengungsi karena rumahnya rusak dan takut adanya gempa susulan," kata Sutopo.

Berdasarkan laporan BMKG, lanjut Sutopo, sudah terjadi 200 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang menurun. Saat ini masyarakat mengungsi di sekitar lingkungan rumahnya dengan mendirikan tenda, terpal dan memanfaatkan sisa bangunan yang ada.


Dia menyebutkan, daerah yang mengalami banyak kerusakan meliputi 7 kecamatan di Kabupaten Poso yaitu Kecmatan Lore Utara, Poso Pesisir, Poso Pesisir Utara, Lore Peore, Poso Kota, Poso Kota Utara, dan Lage. 
Daerah Poso merupakan daerah rawan gempa. Sumber gempa 6,6 SR berasal dari aktivitas Sesar Palolo Graben. Sesar Palolo merupakan satu di antara lima sesar aktif yang sering menimbulkan gempa di Sulawesi Tengah. Sesar Palolo memanjang 70 kilometer dan membentuk lembah Palolo dan lembah Sopu. 
Sementara daerah yang paling parah mengalami kerusakan adalah di Kecamatan Lore Utara meliputi Desa Sidoa, Alitupu, Wuasa, Watumaeta, Kaduwa’a, dan Dodolo. "Sebanyak 292 KK pengungsi di Desa Sidoa dan 36 KK di Desa Alitupu," ujarnya.

Di Desa Alitupu, terdapat 31 rumah rusak berat, 48 rumah rusak ringah, 2 gereja rusak berat, 3 gereja rusak ringan dan 2 masjid rusak ringan. Sedangkan di Desa Watumaeta terdapat 32 rumah rusak berat, 58 rumah rusak ringan, 2 sekolah rusak berat, 3 gereja rusak berat, dan 1 masjid rusak berat.

Aktivitas belajar di sekolah saat ini diliburkan di Desa Alitupu dan di Desa Watumeta karena ruangan sekolah tidak dapat digunakan akibat bangunan sekolah yang rusak berat. 

Sejumlah pihak telah melakukan penanganan darurat. BPBD Poso mengklaim telah menerima bantuan dari berbagai pihak. Menurutnya, kebutuhan mendesak saat ini adalah listrik, air bersih, selimut, tenda pengungsi dan bahan permakanan. "Di beberapa tempat listrik masih padam," katanya.

Sesar ini aktif dan beberapa kali terjadi gempa yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan seperti tahun 1995, 2005, dan 2012. Pada kejadian gempa tahun 2012 dengan kekuatan gepa 6,2 SR mengakibatkan 5 orang meninggal dunia, 94 orang luka-luka dan 1.626 rumah rusak.

"Dengan alam yang seperti ini hendaknya penataan ruang dan penerapan code building harus ditegakkan. Bangunan dan perumahan harus memenuhi kaidah konstruksi tahan gempa," katanya. (bpp/cnni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar