Selasa, 27 Juni 2017

Habib Rizieq Shihab Berlebaran di Yaman




Habib Rizieq Shihab merayakan hari pertama Idulfitri 1438 Hijriah bersama keluarganya di Kota Tarim, Provinsi Hadramaut, Yaman.

Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Advokasi GNPF-MUI, Kapitra Ampera. Kata Kapitra, Rizieq memilih berlebaran di Kota Tarim karena ingin bersilaturahmi dengan guru-gurunya.

"Habib kemarin lebaran di Yaman, di Kota Tarim. Dia diterima dengan baik di sana, dia lebaran di sana. Dia bersilaturahmi," kata Kapitra Senin (26/6).

Kota Tarim merupakan pusat berkumpulnya wali-wali Allah. Kota tersebut juga terkenal dengan sebutan Kota Seribu Wali. 

Menurut Kapitra, alasan lain yang membuat Rizieq memilih berlebaran di Kota Tarim, karena menantunya tinggal di kota itu.

Kapitra menyebutkan, tidak ada agenda khusus Rizieq, selain bersilaturahmi selama berada di Yaman. 


Katanya, Rizieq hanya beberapa hari berada di sana, sebelum kembali lagi ke Arab Saudi.

"Dia bersilaturahmi. Tapi dia khusus bersilaturahmi ke gurunya, Habib Umar," tuturnya. 

Menurut Kapitra, dia selalu berkomunikasi dengan pentolan Front Pembela Islam (FPI) itu, yang juga kliennya dalam kasus hukum yang tengah bergulir di Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Barat.

Di sela-sela komunikasi itu, tutur Kapitra, Rizieq kerap menyelipkan candaan yang bisa memancing gelak tawa. Menurut dia, Rizieq merupakan sosok yang humoris dengan orang di sekitarnya.

"Kadang-kadang dia kirim cerita, ujungnya suruh ketawa. Dia bilang jangan tegang melulu, habib ini suka bercanda mulu, suka iseng. Komunikasi terus dilakukan," ujar Kapitra.

Rizieq belum berencana untuk pulang ke tanah air. Menurut Kuasa Hukum Rizieq lainnya, Sugito Atmoprawiro, Rizieq mengajukan sejumlah syarat kepada pemerintah bila menghendakinya pulang.

Syarat itu di antaranya, jaminan tidak ditangkap ketika tiba di Indonesia, dan memberikan waktu kepada Rizieq untuk beristirahat sebelum menjalani pemeriksaan polisi dalam kasus-kasus yang menjeratnya.

Kemarin, sejumlah perwakilan GNPF-MUI bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas sejumlah persoalan bangsa, salah satunya soal kasus yang membelit Rizieq.


Sugito berharap, dengan adanya pertemuan itu, perkara-perkara yang menjerat Rizieq dapat diselesaikan.

"Semoga pertemuan tersebut ada manfaatnya untuk kebaikan bersama dan perkara yang terkait dengan ulama dan aktivis lainnya bisa tidak dilanjutkan," kata Sugito. (bpp/cnni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar